Musa, Sang Hafidz Qur’an
Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya
Musa Hafidz Qur’an merupakan salah satu generasi penerus bangsa Indonesia yang memiliki kemampuan dan prestasi yang layak untuk ditiru. Muza adalah satu dari sekian banyak orang yang mampu menghafal Al-Quran namun yang membuat orang banyak berdecak kagum, umur Muza yang masih sangat muda yaitu 8 tahun. Selain hafal Al-Quran ternyata Muza juga mampu mengingat dengan baik matan-matan hadist yang penting misalnya Arbain Nawawi dan matan lainnya.
Kemampuan Muza dalam mengingat setiap ayat suci Al-Quran baru diketahui oleh masyarakat setelah Muza menjadi salah satu program hafalan Al-Quran di sebuah stasiun televisi swasta. Dalam program tersebut Muza berhasil mengungguli lawan-lawannya dan menyabet juara pertama. Seketika itu ia menjadi perbincangan masyarakat tidak hanya di negeri sendiri tetapi juga di negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Saat menjadi juara pada program tersebut, usia Musa baru saja menginjak 5,5 tahun.
Pada kesempatan tertentu Muza dikirim untuk ikut serta salam sebuah perlombaan hafalan Al-Quran tingkat internasional yang diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi. Hebatnya lagi dalam perlombaan itu, Muza merupakan peserta termuda. Meski dapat peringkat ke-12 dari 25 peserta yang ikut, tetapi Muza mendapatkan nilai mumtaz 90,83 poin dari 100 poin yang merupakan nilai sempurna. Setelah itu, Muza selalu konsisten berlatih dan memperbanyak hafalan hingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang hafidz Al-Quran, tidak heran berkat prestasinya itu ia mendapat julukan baru yakni Musa Hafidz Qur’an.
Setelah ikut bertanding di Arab Saudi, ternyata pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian dan apresiasi yang luar biasa kepada Muza. Tepatnya pada bulan agustus tahun 2015, Muza mendapatkan piagam penghargaan dari MURI sebagai penghafal Al-Quran 30 juz yang paling muda di Indonesia. MURI sendiri merupakan lembaga yang mengeluarkan penghargaan kepada insan di indonesia yang memiliki bakat, kemampuan bahkan talenta yang luar biasa.
Untuk bisa menjadi seseorang yang hafal Al-Quran, ternyata Musa Hafidz Qur’an memiliki seorang yang menjadi salah satu pengajar sekaligus motivatornya. Orang tersebut adalah sang ayah. Ayah Muza juga memberikan beberapa tips yang biasanya Muza lakukan untuk bisa mengingat setiap kata di dalam Al-Quran. Pertama kita harus sering mengulang-ulang hafalan. Jangan lupa setelah di hafal beberapa kali, perlu dilakukan tes agar hafalan bisa betul-betul di ingat. Lebih baik lagi jika setiap sholat atau ibadah lainnya, bacaan yang baru saja dipelajari dan digunakan, semakin membuat kita mudah dalam menanamkan setiap hafalan di dalam memori otak.
Belajar dari Musa Hafidz Qur’an dapat dilihat bahwa dengan niat dan tekad yang kuat, kita bisa bisa menghafal Al-Quran. Tidak ada kata terlambat, Muza sudah hafal Al-Quran lebih dahulu. Seharusnya hal ini menjadi cambuk bagi kita untuk lebih bersemangat dalam mempelajari kitab suci umat Islam ini.
Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya