Orang-orang yang Doanya Mustajab (Dikabulkan oleh Allah)

Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya

Bismillahirohmanirohim. Seorang manusia tentu kita memiliki banyak keinginan yang ingin kita penuhi dalam kehidupan kita, makanan yang berupa keinginan duniawi seperti harta, kesehatan, pasangan, kenyamanan hidup, anak keturunan, kendaraan, tempat tinggal, pekerjaan, dan lain sebagainya dari berbagai macam urusan duniawi yang kita inginkan dan kita angankan. Tidak hanya itu saja kita pun memiliki banyak keinginan yang terkait urusan kita di akhirat seperti masuk surga, selamat dari siksa di kubur, selamat dari azab neraka, kemudahan saat meniti shirath, dan lain sebagainya. kesemuanya adalah impian dan angan-angan kita semua sebagai seorang muslim yang wajar.

Untuk menggapai itu semua tentunya kita harus berusaha keras, gigih dan pantang menyerah serta Istiqomah dalam meraih cita-cita kita tersebut. Dan tidak hanya itu tentunya kita pun harus memohon pertolongan kepada Allah dengan doa, karena dengan doa Insya Allah semua harapan kita lebih mudah terkabul, dan dengan doa Insya Allah semua harapan kita menjadi berkah. Yang jadi masalah bagaimana agar doa kita dikabulkan? Bagaimana agar kita menjadi orang yang mustajab atau mudah dikabulkan doanya?

Dalam hal ini telah menjelaskan kepada kita di dalam banyak hadis panduan dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tentang apa-apa saja kondisi yang bisa membuat doa kita Mustajab atau lebih mudah terkabul, dan kondisi-kondisi tersebut bukanlah kondisi yang tidak bisa kita raih. Bahkan kebanyakan dari tontonan Nabawi dalam meraih pengabulan doa adalah kondisi yang bisa kita usahakan, kondisi yang bisa kita raih agar menjadi seorang yang doanya mustajab. Apa saja kondisi-kondisi tersebut? Di bawah ini akan kami aturkan sebagian panduan untuk menjadi orang yang Allah kabulkan doanya.

Di Antara Penyebab Do’a Kita Mustajab

Ada beberapa penyebab dan keadaan di mana doa-doa kita menjadi lebih mudah untuk Allah kabulkan, udah di sini dalam artian lebih Allah sukai untuk Allah kabulkan, bukan dalam artian Allah merasa lebih gampang mengabulkannya dan jika kita tidak melakukan hal tersebut maka Allah kesulitan mengabulkan doa kita.

Yang pertama adalah dengan cara mendoakan kebaikan untuk saudara kita tanpa dia ketahui. Melakukan hal ini doa bagi kita untuk dia Insyaallah akan terkabul Dan kita pun mendapatkan kebaikan yang serupa, dalilnya adalah sebuah hadis nabi yang berbunyi

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ. كُلَّمَا دَعَا ِلأَخِيْهِ بِخَيْرٍ، قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ: آمِيْنَ. وَلَكَ بِمِثْلٍ.

‘Do’a seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akannya adalah do’a yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada Malaikat yang menjadi wakil baginya. Setiap kali dia berdo’a untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka Malaikat tersebut berkata: ‘Aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.’”

Shahiih Muslim kitab adz-Dzikr wad Du’aa’ wat Taubah wal Istighfaar bab Fadhlud Du’aa’ lil Muslimiin bi Zhahril Ghaib (IV/ 2094 no. 2733 (88)).

Referensi: almanhaj

Yang kedua yang mudah Allah kabulkan doanya adalah doa seorang yang teraniaya atau terdzolimi. Hal ini seperti dijelaskan di dalam sebuah Hadits yang Shahih,

اِتَّقِ دَعْوةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ

“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

Referensi: almanhaj

Berikutnya doa yang mustajab adalah do’a dari orang tua untuk anaknya. Maka jika anda berada dalam posisi sebagai orang tua berkatalah yang baik bahkan saat Anda marah sekalipun sehingga doa yang anda keluarkan untuk anak anda di saat Anda marah adalah doa yang baik. Jangan sampai Anda mendoakan keburukan kepada anak anda walaupun saat anda sedang marah kita tidak tahu kapan doa kita akan terkabul dan doa yang mana yang akan terkabul.

Selain itu juga ada doa orang yang bepergian atau sedang safar, maka orang ini pun Insya Allah doanya mustajab. Jadi jika anda sering bepergian ke luar kota atau bersafar jangan pernah anda tinggalkan doa di dalam perjalanan, bahkan perbanyaklah doa dalam safar Anda tersebut karena itu adalah salah satu waktu yang mustajab.

Yang lainnya adalah doa orang yang sedang dalam posisi shaum atau berpuasa, maka orang yang sedang melakukan ibadah Mulia ini doanya Insya Allah juga termasuk golongan orang-orang yang tidak akan ditolak.

Terkait ketiga hal ini nabi pernah bersabda:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ

“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Referensi: almanhaj

Berikutnya apabila anda dalam posisi sebagai seorang pemegang kekuasaan dan anda berlaku adil dalam jabatan Anda tersebut, maka insya Allah doa pemimpin adil pun akan menjadi doa yang mustajab. Doa anda sebagai pemimpin yang adil akan Allah kabulkan lebih mudah lebih dibandingkan doa anda jika anda tidak berlaku adil dalam kepemimpinan. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam menjamin hal ini dalam sebuah sabdanya yang mulia yang diriwayatkan oleh Al Imam At Tirmidzi,

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu secara marfu’:

ثَلَاثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ : وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

“Ada tiga golongan manusia yang do’anya tidak akan ditolak : Orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’anya orang yang dizhalimi, Allah akan mengangkat doanya sampai di atas awan dan dibukakan pintu-pintu langit untuknya, dan Allah berfirman : Demi keagungan-Ku, Aku benar-benar akan menolongmu meskipun tidak serta merta.” (HR. Tirmidzi dan yang lainnya, hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Referensi: hisbah

Doa lainnya yang juga Mustajab adalah doa anak soleh kepada orang tuanya. Bahkan selain Mustajab doa ini juga manfaat besar untuk orang tuanya dan termasuk tuh dari tiga perkara yang dikatakannya dalam sebuah hadis imam muslim sebagai perkara yang tetap mengalir pahalanya walaupun seseorang sudah meninggal. dalilnya adalah hadis berikut:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh.” (HR. Muslim)

Referensi: binbaz

Berikutnya yang membantu doa kita terkabul adalah jika kita sudah berdo’a dalam kondisi darurat atau kepepet. Saudaraku saudariku, Sesungguhnya Allah Maha lembut dan maha penyayang kepada hambaNya. Jika Allah sudah memberikan ujian kepada hambaNya dan hamba itu sudah merasa sangat berat, sangat tertekan, sudah merasa tidak ada harapan lagi atau sudah merasa darurat kepepet, Ya Allah berikan pertolonganNya agar ujian tersebut cepat berlalu dari sang hamba. Maka jika anda berada dalam kondisi yang betul-betul Jangan putus asa justru itulah waktu yang tepat untuk berdoa.

Sebagaimana disebutkan dalam ayat Alquran,

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)”. (QS. An-Naml 27: 62)

Berikutnya yang bisa membantu kita agar doa-doa kita terkabulkan adalah dengan membiasakan untuk bersuci sebelum kita berangkat tidur. Mengapa demikian? Dikarenakan jika kita bersuci sebelum berangkat tidur lalu kita terbangun di tengah malam maka itu akan menjadi sebuah keadaan dimana doa kita menjadi mudah untuk terkabulkan. Disebutkan di dalam sebuah hadis bahwa orang yang tidur dalam keadaan berdzikir kepada Allah dalam keadaan suci dari hadats, lalu dia terbangun di tengah malamnya dan dia berdoa saat terbangun tersebut, maka Allah akan kabulkan permintaanya baik permintaan yaitu terkait dengan urusan dunia ataupun dengan urusan akhirat. Dalam sebuah hadis nabi bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَبِيْتُ عَلَى ذِكْرٍ طَاهِرًا فَيَتَعَارُّ مِنَ اللَّيْلِ فَيَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْياَ وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِياَّهُ

“Tidaklah seorang muslim bermalam dalam keadaan berdzikir kepada Allah dan dalam keadaan suci, lalu ia bangun pada suatu malam dan berdo’a memohon kebaikan dunia atau akhirat kepada Allah melainkan Allah akan mengabulkan permintaannya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, hadits ini dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Referensi: islamweb

Merendahkan diri dan hati, mengakui kesalahan dari kelemahan kita saat berdoa sebagaimana Nabi Yunus Alaihis Salam pernah berdoa juga merupakan salah satu sebab terkabulnya doa kita. Ini bukan perkataan kami bahkan ini adalah jelaskan dalam salah satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi:

دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَه

“Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah:

LAA ILAAHA ILLAA ANTA SUBHAANAKA INNII KUNTU MINAZH ZHAALIMIIN

(Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk diantara orang-orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 3505)

Referensi: fotodakwah

Berikutnya jika anda sedang dalam keadaan berhaji, berumrah atau dalam kondisi anda sedang berjihad, maka itu pun salah satu diantara berbagai waktu untuk berdoa. Mungkin jika kita sebagai warga Indonesia tidak ada kesempatan berjihad fisik, akan tetapi Insyaallah kesempatan berhaji dan umroh sangatlah banyak bagi yang memiliki kesempatan dan kemampuan tentunya. Hal ini tertuang dalam sebuah hadis Hasan yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, sebagai berikut:

Dari Ibnu ‘Umar, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Referensi: rumaysho

Cara berikutnya agar doa kita menjadi mustajab adalah dengan menjadi orang yang dicintai dan diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bagaimana agar Allah cinta dan Ridho kepada kita? Tentunya adalah dengan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya serta berhati-hati dari setiap dosa. Maka dengan cara itu Allah akan meridhoi dan mencintai kita dan akan mengabulkan permintaan kita, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

“Sesungguhnya Allah berfirman: “Barang siapa yang memusuhi wali-Ku berarti ia menyatakan perang dengan-Ku, dan tidaklah seorang hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Kucintai daripada perbuatan yang telah Kuwajibkan dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan amalan-amalan sunat hingga Aku mencintainya, maka apabila Aku telah mencintainya Aku menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengan pendengaran tersebut, Aku penglihatannya yang ia melihat dengan penglihatan tersebut, Aku menjadi tangannya yang ia bergerak dengan tangan tersebut, dan Aku menjadi kakinya yang ia berjalan dengan kaki tersebut. Andai ia minta kepada-Ku niscaya Aku beri, dan andai ia minta perlindungan-Ku, akan Kuberi, Aku tak pernah ragu melakukan sesuatu seperti keraguan saat seorang mukmin membenci kematian sedangkan AKu tak ingin menyakitinya”.” (HR. Bukhari)

Referensi: hadithportal

Cara berikutnya agar Allah mengabulkan doa kita adalah membiasakan berdoa di setiap saat, ya benar membiasakan berdoa, baik saat kita lapang maupun saat kita sempit, baik saat kita susah maupun saat kita senang. Dengan mengingat Allah dan memohon kepada Allah saat situasi kita lapang dan senang, Allah akan bukan doa kita saat kita memohon di waktu kita sempit dan susah. Adapun jika kita hanya meminta kepada Allah di saat kita kesulitan, maka hal seperti itu kurang baik, karena seharusnya seorang muslim selalu memperbanyak doa kapanpun dimanapun dikarenakan doa itu adalah ibadah dan memperbanyak doa berarti memperbanyak ibadah.

Nabi bersabda menjelaskan tentang hal ini,

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالْكَرْبِ فَيَكْثُرُ الدَّعَاءَ فِى الرَّخَاءِ

“Barangsiapa yang ingin doanya terkabul pada saat sedih dan susah, maka hendaklah memperbanyak berdoa pada saat lapang”. [Sunan At-Tirmidzi, kitab Da’awaat bab Da’watil Muslim Mustajabah 12/274. Hakim dalam Mustadrak. Dishahihkan oleh Imam Dzahabi 1/544. Dan di hasankan oleh Al-Albani No. 2693].

Referensi: Do’a dan Dzikir Shahih Harian

Kondisi lain yang menyebabkan doa kita mudah terkabul adalah saat berdoa bertepatan dengan sepertiga malam yang terakhir. Dan ini adalah perkara yang masyhur terutama bagi mereka yang memiliki semangat tinggi untuk mengerjakan salat tahajud. Adapun dalilnya adalah:

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Di malam hari terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah berkaitan dengan dunia dan akhiratnya bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberikan apa yang ia minta. Hal ini berlaku setiap malamnya.” (HR. Muslim no. 757)

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتَنَزَّلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ ، مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: ‘Siapa yang berdoa pada-Ku, aku akan memperkenankan doanya. Siapa yang meminta pada-Ku, pasti akan Kuberi. Dan siapa yang meminta ampun pada-Ku, pasti akan Kuampuni’.” (HR. Bukhari no. 6321 dan Muslim no. 758). Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan hadits ini dalam Bab ‘Doa pada separuh malam’. Imam Nawawi menyebutkan judul dalam Shahih Muslim Bab ‘Dorongan untuk berdoa dan berdzikir di akhir malam dan terijabahnya doa saat itu’.

Referensi: rumaysho

Satu keadaan lainnya yang memperbesar peluang kita untuk terkabul doanya adalah berdo’a saat kita melaksanakan sujud, baik sujud dalam sujud di sholat sholat fardhu, sujud di dalam sujud salat salat sunnah. posisi tersebut adalah posisi yang dikabarkan oleh Rasul kita tercinta Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai posisi yang terdekat dengan Allah ta’ala, dan sebagai waktu yang tepat untuk memohon kepada-Nya, dan Sebagai kondisi yang memperbesar peluang terkabulnya doa kita.

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh imam muslim bersabda:

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ :(( فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.” [HR. Muslim, no. 479]

Referensi: rumaysho

Cara lainnya agar doa kita terkabul adalah dengan mengikuti Perintah al-quran agar menyebut asmaul husna atau nama-nama Allah yang indah di dalam berdoa, sebagaimana disebutkan di dalam surat al-a’raf ayat 180, Allah berfirman:

Allah Ta’ala berfirman, “Hanya milik Allah-lah asma’ul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjaan.” (Qs.Al-A’raf:180)

Berikutnya yang membuat doa kita mudah terkabul adalah jika kita mengawalinya dengan ismul a’dzham atau nama Allah yang agung, yaitu lafadz ya Hayyu ya qoyyum, sebagaimana diriwayatkan dalam Hadits Al Imam Ibnu Dawud:

Hal itu sebagaimana terdapat dalam sebuah riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu. Dikisahkan bahwa dahulu dia duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ada seseorang yang shalat lalu berdoa,

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan mengimani bahwa milik-Mu segala pujian tiada sesembahan yang benar selain engkau al-Mannan, pencipta langit dan bumi, wahai yang memiliki keagungan dan kemurahan, wahai al-Hayyu, wahai al-Qayyum.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sungguh dia telah berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla dengan menyebut nama-Nya yang terbesar yang bila diminta dengannya, Dia akan mengijabahi; dan bila dimohon dengannya, Dia akan memberi.” (Sahih, HR. Abu Dawud dinyatakan sahih oleh al-Albani)

Referensi: asysyariah

Demikian di antara kondisi-kondisi yang menyebabkan kita mudah mendapatkan pengabulan doa. Dan tentunya yang kami sebutkan diatas bukanlah menjadi batasan, karena masih ada berbagai posisi, kondisi, waktu dan tempat lainnya yang membuat pengabulan doa kita Insya Allah menjadi lebih mudah. Akan tetapi untuk saat ini baru demikian yang dapat kami kumpulkan. Mudah-mudahan kami dapat melengkapi di lain waktu.

Dapatkan pahala berdakwah dan gratis buku Rahasia Rezeki Berlimpah, klik di sini untuk detailnya